Pontianak – Kabar yang menggembirakan datang dari Kepolisian Daerah Kalimantan Barat, khususnya dari tim psikologinya yang kini mulai bergerak aktif dalam menyelenggarakan program Trauma Healing bagi anak-anak yang menjadi korban tindak pidana kekerasan seksual. Inisiatif mulia ini tak hanya menjadi pelita harapan bagi pemulihan korban kejahatan yang rentan, namun juga menegaskan komitmen kepolisian dalam memberikan bantuan psikologis yang mendalam kepada mereka yang terdampak.
Sejumlah anak yang selama ini mungkin terombang-ambing dalam bayang-bayang trauma mendapatkan dukungan emosional yang esensial melalui layanan konseling dan berbagai teknik pemulihan psikis oleh para profesional terlatih. Kekerasan seksual yang meninggalkan luka mendalam tidak hanya pada fisik tapi juga psikis, kini dihadapi dengan pendekatan yang lebih manusiawi dan terarah, yakni dengan bantuan dari tim psikologi Polda Kalbar.
Program perlindungan anak dan pemulihan korban kejahatan ini digagas sebagai upaya preventif dan kuratif dalam rangka meminimalisir dampak jangka panjang dari pengalaman traumatik yang dialami oleh para korban. Kepala Polda Kalbar telah mengungkapkan pentingnya penanganan ini dengan mengatakan, “Kami tidak hanya fokus pada penuntasan kasus kekerasan yang terjadi, tetapi juga sangat mengedepankan proses penyembuhan anak-anak kami yang menjadi korban.”
Tim psikologi yang dibentuk oleh Polda Kalbar ini bukan hanya sekadar menjalankan prosedur standar, namun mereka melakukannya dengan penuh empati dan dedikasi. Dengan kemampuan profesional yang mereka miliki, diharapkan dapat membantu anak-anak korban kekerasan seksual mencapai pemulihan secara psikologis dan dapat kembali menatap masa depan dengan lebih positif.
Turut serta dalam program ini, para psikolog menggarisbawahi bahwa trauma dapat mempengaruhi perkembangan emosi dan sosial anak, dan bila tidak ditangani dengan benar, dapat terbawa hingga dewasa. Oleh karena itu, trauma healing ini dijalankan segera setelah kekerasan diketahui, mengedepankan pendekatan yang ramah anak, dan menciptakan rasa aman bagi para korban untuk menyuarakan perasaan serta pengalaman mereka.
“Tidak ada kata terlambat untuk pemulihan,” ucap salah satu psikolog dari tim. Komentar ini menunjukkan betapa pentingnya dukungan terus-menerus dan jangka panjang untuk efek yang maksimal dalam proses pemulihan psikologis anak korban kekerasan seksual.
Sebagai penutup, langkah serius yang diambil Polda Kalbar melalui tim psikologi dalam memberikan trauma healing ini patut diapresiasi. Kiprah mereka mungkin hanya sebagian dari perjuangan yang lebih luas, namun dampak yang ditimbulkan memiliki arti yang sangat besar bagi korban kekerasan seksual anak. Kabar baik ini semoga menjadi awal dari banyak upaya lebih, di mana perlindungan dan pemulihan korban kejahatan, khususnya anak-anak, menjadi hal yang terus diperhatikan dan dikembangkan di Indonesia.